Cari Blog Ini

Senin, 24 Mei 2010

Potensi pengembangan lebah madu di sekitar kawasan taman nasional kutai

Taman Nasional Kutai memiliki berbagai tipe vegetasi utama yaitu vegetasi hutan pantai/mangrove, hutan rawa air tawar, hutan kerangas, hutan genangan dataran rendah, hutan ulin/meranti/kapur dan hutan Dipterocarpaceae campuran. Taman nasional ini merupakan perwakilan hutan ulin yang paling luas di Indonesia.
Beberapa tumbuhan yang ada di taman nasional seperti bakau (Rhizophora sp.), tancang (Bruguiera sp.), cemara laut (Casuarina equisetifolia), simpur (Dillenia sp.), meranti (Shorea sp.), benuang (Octomeles sumatrana), kapur (Dryobalanops sp.), ulin (Eusideroxylon zwageri), 3 jenis raflesia dan berbagai jenis anggrek.
Pohon ulin yang terdapat di Sangkimah memiliki tinggi bebas cabang 45 m, diameter 225 cm atau keliling batang 706 cm dan volumenya 150 m3. Pohon ini tercatat sebagai pohon tertinggi dan terbesar di Indonesia.
Salah satu hutan yang ada di taman nasional kutai adalah hutan pantai/ mangrove. Hutan Bakau (mangrove) merupakan komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai berlumpur (Bengen, 2000). Sementara ini wilayah pesisir didefinisikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Batas wilayah pesisir di daratan ialah daerah-daerah yang tergenang air maupun yang tidak tergenang air dan masih dipengaruhi oleh proses-proses bahari seperti pasang surutnya laut, angin laut dan intrusi air laut, sedangkan batas wilayah pesisir di laut ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Kawasan pesisir dan laut merupakan sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik (Siregar dan Purwaka, 2002). Masing-masing elemen dalam ekosistem memiliki peran dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu komponen ekosistem dari salah satunya (daratan dan lautan) secara langsung berpengaruh terhadap keseimbangan ekosistem keseluruhan. Hutan mangrove merupakan elemen yang paling banyak berperan dalam menyeimbangkan kualitas lingkungan dan menetralisir bahan-bahan pencemar.
Salah satu yang dikembangkan di sekitar kawasan hutan bakau adalah dengan pengembangan lebah madu. Mengingat keragaman flora mangrove yang sebagian besar mempunyai bunga yang mengandung pollen dan nektar sebagai suplai sumber pakan bagi koloni lebah. Berikut ini paparan mengenai lebah madu yang dapat dikembangkan di areal hutan bakau :



1. Anatomi Lebah Madu
Anatomi lebah madu terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu :
A. Struktur Eksternal
• Kepala (caput)
Komponen utama dari kepala adalah mata, antena dan mulut. Mata dibedakan menjadi dua yaitu mata majemuk (compound eyes) yang terletak di kedua sisi kepala dan mata sederhana (ocelli) di bagian dahi dengan letaknya membentuk segitiga. Mulut terdiri dari bagian pemotong benda keras (mandibula) dan proboscis yang berupa belalai berfungsi sebagai penghisap bahan cair seperti air, nektar dan madu. Sepasang antena yang terdapat pada kepala berfungsi sebagai alat peraba yang responsif terhadap rangsangan mekanis dan juga kimiawi.
• Dada (thorax)
Dada berstruktur keras terdiri dari empat segmen yang saling berhubungan erat, yaitu:
• P rothorax : yaitu bagian yang menopang sepasang kaki pertama
• M esothorax : yaitu bagian terbesar yang menopang sayap dan sepasang kaki tengah
• M etathorax : yaitu menopang pasangan sayap belakang dan pasangan kaki belakang
• P ropodeum : yaitu bagian terbesar internal dada diisi oleh otot-otot yang menggerakkan sayap, kaki, kepala dan perut di bawah kooordinasi sistem syaraf.
Lebah memiliki tiga pasang kaki dan masing-masing kaki terdiri dari enam segmen yang dihubungkan oleh penghubung fleksibel. Pada bagian kaki belakang lebah pekerja terdapat sebuah kantong pollen berbentuk konkaf yang berfungsi untuk mengumpulkan pollen (tepung sari bunga). Pollen akan menempel di sepasang kaki belakang lebah madu.
• Perut (abdomen)
Pada lebah ratu dan pekerja, terlihat jelas enam segmen perut dan tiga segmen lainnya mengalami degradasi dan perubahan bentuk sehingga tidak dapat dibedakan. Pada lebah jantan terlihat jelas tujuh segmen. Setiap segmen perut terdiri dari dua lembaran yaitu atas dan bawah, di mana lembaran atas (tergum) lebih besar dari lembaran bawah (sternum).
• Sengat
Sengat lebah madu mirip dengan ovipositor (penyemprot ovum), tetapi telah mengalami modifikasi sehingga cocok untuk menyemprotkan api-toxin (racun lebah). Setelah sengat ditusukkan, tangkai dan kantong toxinnya akan terpisah lepas dari tubuh dan oleh gerakan refleks cepat memompa toxin ke luka yang dibuat. Lebah pekerja yang telah berhasil menyengat korbannya biasanya segera mati.
B. Struktur Internal
• Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan makanan pada lebah madu terdiri dari: mulut, esofagus, kantong madu, proventriculus, ventriculus, usus besar, colon dan rectum.

• Sistem Penginderaan
Sistem penginderaan pada lebah madu meliputi indera penglihat, indera pencium, dan indera peraba. Indera penglihat pada lebah adalah mata majemuk yang berfungsi mendeteksi suatu obyek secara akurat; dan mata ocelli fungsinya belum diketahui secara jelas tapi diduga peka terhadap perubahan intensitas cahaya. Indera pencium terdapat pada antena lebah. Fungsinya untuk mengenali dan mempersepsikan bau secara cepat dan tajam untuk berbagai aktivitas sehari-hari. Indera peraba adalah yang paling berkambang pada lebah madu. Tugas terbanyak lebah pekerja didasarkan atas tuntunan indera peraba. Indera ini bisa menguji secara tepat dan akurat setiap obyek yang disentuhnya.
• Sistem Reproduksi
Organ reproduksi yang berkembang sempurna hanya pada lebah jantan dan ratu. Seekor lebah ratu dewasa yang produktif dapat mengeluarkan telur antara 1000-2000 sel telur per hari. Karena itu ovariumnya sangat besar hampir memenuhi rongga perut. Di dalam tubuh lebah ratu terdapat juga spermateka yang berfungsi menyimpan sperma pada waktu lebah ratu kawin. Sel telur yang dibuahi akan menetas menjadi lebah ratu atau pekerja, tergantung feeding system dan telur yang tidak dibuahi akan menetas menjadi lebah jantan. Ratu lebah dapat menyimpan sperma hidup di dalam spermateka selama beberapa tahun, tiga tahun atau, dan menelurkan telur menurut keinginannya.
C. Jenis Lebah
Ada beberapa jenis lebah ( Pusat Perlebahan Pramuka, 2002.) diantaranya :
1. Apis andreniformis
Lebah ini asli Indonesia yang membangun sarangnya secara tunggal selembar yang digantungkan ditempat-tempat terbuka pada cabang-cabang pohon atau bukit batu yang terjal. Sampai saat ini belum bisa dibudidayakan.
2. Apis cerana
Merupakan lebah madu asli Asia dan telah lama dibudidayakan. Cara pemeliharaannya sebagian masih tradisional di dalam gelodok atau tempat-tempat sederhana lainnya. Sebagian sudah memelihara secara modern dalam kotak stup yang bisa dipindah-pindahkan. Lebah ini mempunyai daya adaptasi yang tinggi, namun sangat agresif.
3. Apis dorsata
Berkembang hanya di kawasan sub tropis dan tropis Asia dan dikenal sebagai madu hutan. Di Indonesia banyak terdapat di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Papua, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Mempunyai sifat yang agresif dan ganas, sehingga sampai saat ini belum bisa dibudidayakan.

4. Apis florea
Lebah jenis ini memiliki ukuran tubuh yang paling kecil diantara species lebah madu lainnya. Bisa berasosiasi dengan Apis cerana , Apis dorsata , Apis mellifera .
5. Apis konchevnikovi
Merupakan species yang baru dikenal oleh beberapa ilmuwan. Terdapat warna merah disebagian besar tubuhnya, dengan ukuran lebih besar dari A. cerana. Bisa di temukan di Kalimantan dan Sumatera bagian barat.
6. Apis laboriosa
Hanya terdapat di pegunungan Himalaya, pada ketinggian > 1200 m diatas permukaan laut (m dpl). Informasi masih sangat terbatas.
7. Apis mellifera
Hampir semua budidaya lebah madu memilih jenis ini, termasuk di Indonesia. Keunggulan dari lebah ini adalah: jinak, adaptable, tidak mudah kabur, relatif mudah perawatannya, dan produktif. Tetapi ada satu kelemahannya, lebah ini peka terhadap penyakit, terutama terhadap parasit tungau Varroa. Dengan keunggulannya maka lebah ini berpotensi untuk di budidayakan pada ekosistem mangrove.
D. Pengenalan Koloni Lebah
Dalam 1 (satu) koloni lebah hanya terdapat 1 (satu) ekor ratu (queen), puluhan sampai ratusan lebah jantan (drones), belasan ribu sampai puluhan ribu lebah pekerja (worker-bees), ditambah anggota lainnya seperti telur, larva dan pupa.
Koloni lebah madu merupakan satu kumpulan lebah yang terorganisasi sangat baik dengan pembagian peran sebagai berikut :
Ratu (queen), mempunyai tugas sebagai penghasil telur. Ukuran tubuh 2 (dua) kali lebih panjang dan 2,8 kali bobot lebah pekerja. Mampu bertelur 1000-2000 telur per hari sampai umur 3-5 tahun.
Jantan (drones), satu-satunya fungsi lebah jantan selama hidupnya adalah mengawini ratu perawan (virgin queen). Mata dan sayapnya lebih besar dari kedua strata lebah lainnya.
Lebah pekerja (worker-bees), adalah lebah betina yang organ reproduksinya tidak berkembang sempurna. Tetapi lebah pekerja mempunyai organ-organ tubuh yang memungkinkannya mampu melakukan berbagai tugas dalam koloni.
E. Pengelolaan Koloni
Tujuan utama dari pengelolaan koloni adalah menjaga koloni lebah agar tetap hidup, berkembang biak dan sehat serta menjamin produk-produk perlebahan antara lain madu, royal jelly dan pollen dapat terus dihasilkan tanpa mengganggu perkembangan koloni tersebut.

Untuk menjaga agar koloni lebah tetap survive ada beberapa hal yang harus diperhatikan, antara lain :
• Menempatkan koloni lebah pada lokasi sesuai yang dikehendaki dengan memperhatikan ketersediaan pangan, ketinggian tempat, tingkat polusi udara dan suara, bukan daerah pertanian yang menggunakan pestisida secara intensif.
• Mempersatukan koloni kecil dan lemah dengan maksud mempertahankan keberadaan koloni.
• Pengembangan koloni.
• Pengendalian hama dan penyakit.
• Pemeriksaan koloni dilakukan secara teratur (2-3 kali seminggu).
F. Sumber Pakan Lebah
Sumber pakan lebah madu adalah tanaman yang meliputi: tanaman buah-buahan, tanaman sayur-sayuran, tanaman hias, tanaman pangan dan perkebunan , tanaman kehutanan, termasuk flora mangrove. Syaratnya adalah bunga dari tanaman tersebut mengandung nektar dan tepungsari bunga (pollen) .
 Nektar
Nektar adalah zat manis yang berasal dari tanaman, mengandung 15-50% larutan gula. Nektar berfungsi sebagai sumber energi untuk mempertahankan suhu tubuh koloni lebah dan juga merupakan bahan baku pembuatan madu. Pada tanaman, nektar dihasilkan pada bagian: dalam atau dekat bunga disebut nektar floral; dan nektar yang dihasilkan pada bagian lain tumbuhan disebut nektar ekstrafloral.
 Pollen
Pollen dimakan oleh lebah madu sebagai sumber protein dan lemak, dan sedikit karbohidrat dan mineral. Diperoleh dari bunga berupa tepungsari (sel kelamin jantan tumbuhan). Pollen diletakkan di 2/3 kapasitas sel, kemudian dilapisi dengan madu untuk mencegah pembusukan.
G. Kemampuan Mencari Pakan
Kemampuan terbang lebah madu mencari makan sejauh 1-2 km. Selama 1 hari mampu mengumpulkan kurang lebih 40mg dari berbagai bunga dalam beberapa kali penerbangan. Banyaknya nektar yang ditimbun sebagai madu dalam sarang dipengaruhi oleh:
• Ukuran dan komposisi populasi dalam koloni, terutama kehadiran dan kualitas ratu;
• Sifat menimbun lebah pekerja ada hubungannya dengan faktor genetis
• Keadaan cuaca: temperatur, kelembaban, kecepatan angin dan fotoperiode
• Kapasitas ruang penyimpanan yg tersedia pada sisiran sarang.



H. Peralatan Budidaya Lebah Madu
Peralatan utama dalam beternak lebah madu adalah rumah lebah madu berupa kotak dari papan kayu (sengon atau randu) yang disebut stup. Satu stup berisi 6-7 sisiran sebagai satu koloni dengan 1 lebah ratu.
Peralatan pelengkap: 1). Fondasi sarang, digunakan untuk mempercepat pembangunan sarang; 2). Penyekat ratu digunakan untuk menahan gerak atau menghalangi ratu supaya tidak naik ke kotak super; 3). Kurungan ratu digunakan untuk mengamankan ratu atau mengenalkan ratu sementara waktu pada koloni yang membutuhkan ratu baru; 4). Mangkokan ratu digunakan untuk membuat calon-calon ratu baru; 5). Bingkai stimulasi (feeder frame) digunakan untuk wadah pakan tambahan (stimulasi gula-sirop ).
Perlengkapan petugas: 1). Pengasap untuk menjinakkan lebah; 2). Penutup muka; 3) Pengungkit; 4).Sarung lebah; 5). Sikat lebah digunakan pada waktu panen madu untuk menghalau lebah dari sisiran sarang.
Peralatan lain: 1) ekstraktor digunakan untuk mengeluarkan madu tanpa merusak sarang; 2) Bejana penampung madu; 3)Alat penyaring; 4) mangkokan royal jelly untuk memproduksi royal jelly atau mengembangbiakkan lebah ratu; 5).Alat pengambil larva; 6). Alat pengambil royal jelly; 7). Pinset/supit; 8) Alat penyaring royal jelly.
I. Potensi Flora Mangrove
Sebagian besar flora mangrove memiliki bunga yang mengandung nektar dan pollen yang dibutuhkan oleh lebah sebagai sumber pakannya. Beberapa jenis flora mangrove yang mengandung nectar dan pollen :
Mangrove Sejati, Acanthus ebracteatus, Acanthus licifolius, Aegialitis annulata, Aegiceras corniculatum, Aegiceras floridum, Amyema gravis, Avicenia alba , Avicenia lanata, Avicenia marina, Avicenia officinalis, Bruguiera cylindrical, Bruguiera exaristata, Bruguiera gymnorrhiza, Bruguiera parviflora, Bruguiera sexangula, Camptostemon schultzii, Ceriops decandra, Ceriops tagal, Excoecaria agallocha, Gymnanthera paludosa, Heritiera littoralis, Kandelia candel, Lumnitzera littorea, Lumnitzera racemosa, Nypa fruticans, Osbornia octodonta, Phemphis acidula, Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Sarcolobus globosa, Scyphiphora hidrophyllacea, Sonnertia alba, Sonneratia caseolaris, Sonneratia ovate, Xylocarpus granatum, Xylocarpus mekongensis, Xylocarpus moluccensis, Xylocarpus rumphiis, Mangrove Ikutan, Calophyllum inophyllum, Cerbera manghas, Clerodendrum inerme, Derris trifoliate, Hibiscus tiliaceus, Pandanus odoratissima, Pandanus tectorius, Passiflora foetida, Sesuvium portulacastrum, Terminalia cattappa.
J. Antisipasi Masa Paceklik
Masa paceklik adalah masa dimana tanaman pakan lebah tidak sedang berbunga, atau tidak tersedia sumber pakan di lapangan dalam jumlah yang cukup sehingga koloni lebah kekurangan pakan. Untuk mengatasi masa paceklik, maka dapat dilakukan dengan memindahkan koloni-koloni atau mengangon ke lokasi baru dengan ketersediaan pollen dan nektar yang cukup banyak. Bisa juga dilakukan dengan penanaman / penyediaan bunga (bunga matahari atau jenis lain) disekitar lokasi budidaya. Cara terakhir apabila tidak melakukan migratory adalah pemberian stimulan berupa cairan gula pasir (1 liter air : 1 kg gula pasir ). Dengan cara demikian maka kelangsungan koloni lebah dapat terjaga.
K. Hama dan Cara Penanganan
Hama yang bisa menyerang keberadaan lebah madu antara lain:
• Tabuhan / tawon
Masih termasuk keluarga lebah tetapi pemangsa lebah madu. Pengendaliannya dengan membuat perangkap atau membakar sarang tawon ini.
• Semut
Pada serangan ringan, lebah madu tidak begitu terganggu tetapi pada seranga yang berat lebah akan hijrah. Cara menanggulanginya biasanya dengan mengoleskan oli pada kaki bangku standar stup. Secara kimiawi dilakukan dengan insektisida, dengan catatan tidak mengenai lebah dan tidak pada waktu masa produksi madu.
• Ngengat lilin
Biasanya merusak sarang lebah. Cara mengatasinya dengan: 1). Menangkap dan mematikan larva dan telur; 2). Mengecilkan pintu masuk stup; 3). Memasukkan sarang terserang pada koloni yang kuat; 4). Sanitasi lingkungan (membakar sarang rusak dan tak terpakai)
• Tungau
Tungau endoparasit adalah jenis yang hidup di saluran pernafasan lebah dan menyebabkan kematian serta serangan awalnya sulit dikenali. Tungau jenis Ektoparasit ada 2 jenis: varroa jacob dan tropilaelaps clareae. Kedua jenis tungau ini menempel di tubuh lebah yang dapat menyebabkan kematian. Pengendaliannya secara kimiawi tanpa mengganggu lebah dan tanpa pencemaran madu adalah menggunakan belerang dan kapur barus yang ditaburkan di atas karton. Kemudian disisipkan di bawah sisiran sarang pada malam hari selama 3-4 kali. Dengan cara budidaya, adalah dengan mengembangkan koloni agar lebah bisa melakukan perlawanan terhadap tungau.
L. Produk Perlebahan
Beberapa produk yang bisa diperoleh dari hasil budidaya lebah madu adalah :
• Madu
Faktor yang mempengaruhi produksi madu adalah:
 ketersediaan pakan lebah penghasil nektar dan pollen
 cuaca, kelembaban dan temperatur udara
 proporsi koloni lebah yang tertinggi pada saat produksi nektar paling banyak
 Pollen
Pollen adalah tepung sari bunga yang dikumpulkan dan dibawa lebah di kedua kaki belakangnya. Pollen bisa dikumpulkan dengan cara memasang pollen trap di pintu masuk stup. Pollen perlu dikeringkan terlebih dahulu sebelum disimpan di freezer (tempat terbaik untuk penyimpanan pollen). Pollen memiliki berbagai manfaat dan nilai jual. Bisa juga pollrn diberikan ke lebah pada saat paceklik pakan.
• Royal Jelly
Royal jelly sebenarnya adalah pakan khusus/utama untuk larva lebah ratu. Produksi royal jelly adalah dengan menggunakan mangkokan ratu yang diisi dengan larva umur 1-2 hari (grafting) dan dipasangkan pada bingkai frame yang selanjutnya dimasukkan kedalam koloni. Pemanenan royal jelly dilakukan setelah 3-4 hari dari mulai grafting dengan cara mengeruk royal jelly dari queen cell. Penyimpanan terbaik di freezer. Royal jelly memiliki nilai jual tinggi dan banyak manfaat yang cukup banyak.
• Malam ( Lilin lebah, Wax)
Penggunaan malam tidak terbatas pada bidang industri lilin saja, tetapi dapat digunakan untuk industri antara lain kosmetik dan tehnik.
• Propolis
Propolis adalah bahan rekat atau dempul bersifat resin yang dikumpulkan oleh lebah pekerja dari kuncup, kulit, atau bagian lain dari tumbuhan. Dalam sarang digunakan untuk menutup celah, retakan, memperkecil lubang pintu masuk. Kandungan kimia dalam propoplis antara lain: zat aromatik, zat wangi, zat antibiotik, mineral. Dimanfaatkan sebagai obat, tapal gigi, luka usus, dll.
• Apitoxin (bee venom)
Apitoxin adalah racun atau bisa lebah yang dihasilkan lebah madu (Apis mellifera, Apis cerana, Apis dorsata) dari jenis lebah pekerja. Apitoxin mengandung senyawa kimia antara lain: triptofan, kolin, gliserin, asam fosfat, asalm falmitat, asam lemak, apramin, peptida, enzim, hystamin dan mellitin. Kandungan tertinggi adalah protein 20% (Apis mellifera). Protein yang terutama adalah mellitin. Senyawa yang ada tergolong mirip dengan senyawa yang diproduksi oleh tubuh manusia, kecuali mellitin yang dihasilkan khusus oleh lebah yang memiliki aktivitas anti bakteri yang kuat dan tahan terhadap penisilin serta anti reumatik. Manfaat sengatan lebah untuk penyembuhan beberapa penyakit antara lain: reumatik, sakit kepala, salah urat, tekanan darah tinggi/rendah,dll. Kontra indikasinya adalah penyakit jantung dan TBC.
Berbagai macam produk yang dihasilkan dari budidaya lebah madu merupakan suatu potensi yang sangat baik untuk dikembangkan dan bisa dijadikan salah satu alternatif pendapatan untuk masyarakat. Terutama masyarakat yang bertempat tinggal disekitar wilayah hutan magrove yang memiliki potensi berupa kelimpahan jenis dengan bunga yang banyak mengandung nektar dan pollen sebagai pakan lebah serta musim berbunga dari beberapa jenis yang terdapat sepanjang tahun.
Diharapkan kedepan bahwa budidaya lebah madu pada ekosistem mangrove sebagai salah satu alternatif mata pencaharian masyarakat sekitar hutan mangrove. Dengan demikian selogan “Hutan Lestari Masyarakat Sejahtera” bisa terwujud.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar