Cari Blog Ini

Minggu, 26 Juni 2011

Brucea javanica (L.) Merr.

Brucea javanica (L.) Merr.

Klasifikasi :
Suku : Simaroubaceae
Marga : Brucea
Sinonim : Brucea sumatrana, Brucea amarissima
Nama Lokal : Kwalot
Nama Daerah : Cerek jantan, Taun, Ki padessa, Belilik, Amber merica

Begitu banyak potensi tumbuhan obat di Taman Nasional Kutai yang belum terekspos. Salah satunya adalah Brucea javanica. Tumbuhan ini dapat hidup pada daerah dengan ketinggian 0,5-550 m dpl. Dan biasanya terdapat pada belukar, di tepi sungai, hutan jati, hutan sekunder muda, dan sebagai tanaman pagar. Bentuknya memang tidak terlalu menarik dan terlihat seperti semak biasa. Tapi jangan salah.. seluruh bagian tumbuhan ini berfungsi dalam dunia pengobatan tradisional. Seperti kata pepatah don’t judge a book by its cover. Jadi, jangan menilai tumbuhan ini dari bentuk luarnya saja. Untuk lebih jelas mengenal fungsi dan bagaimana mengindentifikasi jenis ini, ulasannya ada di bawah ini.

Identifikasi:
Habitus berupa semak tinggi, tegak, tinggi 1-2,5 m. Batang berkayu, bulat, berbintik-bintik, putih kotor. Susunan daun menyirip ganjil. Anak daun 5-13, sebagian besar berhadapan, anak daun berbentuk bulat telur memanjang lanset, ujung meruncing, tepi bergerigi beringgit, pangkal membulat atau runcing. Bunga berkelamin 1 atau 2, bentuk malai panjang 2-30 cm, tangkai silindris, panjang l 0-60 cm, kehijauan. Perhiasan bunga berupa kelopak dengan daun kelopak lonjong, segmen kelopak sangat kecil, bentuk oval bulat telur terbalik, 0.75-1 mm.
Mahkota bunga memiliki 5 daun mahkota, bentuk memanjang, tumpul, berambut jarang, sepanjang tepi berkelenjar, berwarna hijau ungu. Benang sari sebanyak daun mahkota, kepala sari tidak ada pada bunga betina. Putik pada bunga jantan rudimenter, bertajuk 4. Pada bunga yang berkelamin 2 atau bunga betina bakal buah dan tangkai putik 4, lepas, tonjolan penebalan dasar bunga jelas. Waktu berbunga Januari – Desember. Buah dan biji seperti batu, bulat, hitam. Akar tunggang, putih kotor.

Khasiat :
Biji Brucea javanica mengandung zat pahit, triterpen, sterin, lilin, senyawa fenolik (zat samak). Zat pahit yang terdapat dalam biji Brucea javanica L. Meer terdiri dari bruseantin, bruseantinol, brusein A, B, C, D, dehidrobusein A, brusatol, yadanziolid, yadanziolid A, yadanziolid C, yadanziolid F, senyawa pahit mirip kantin-6-on. Bagian biji digunakan untuk pengobatan penyakit antara lain kanker, disentri, malaria. Akar digunakan untuk mengobati demam, disentri, batuk, rematik. Daun digunakan untuk mengobati demam, kudis, bisul, penawar racun lipan. Buah digunakan untuk mengurangi perdarahan, disentri. Seluruh bagian tumbuhan digunakan dalam pengobatan demam, kejang perut, disentri.

Contoh Penggunaan:
• Pengobatan disentri amuba: 7-10 buah biji kwalot dibuat infusa dengan 110 ml air, diminum 1 kali sehari 100 ml, diulang selama 12 hari.
• Pengobatan malaria: 7-10 buah biji kwalot, 7 gram herba meniran, 1 gram kulit kayu pule dan 110 ml air, dibuat infusa; diminum 1 kali sehari 100 ml; diulang selama 14 hari; untuk pemeliharaan diminum 1 kali sebulan 100 ml.
• Pengobatan diare: 5 gram kulit batang dicuci, diseduh dengan 1 gelas air panas matang. Hasil seduhan diminum dua kali sama banyak selang 2 jam.

Referensi:
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia II. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan. Yayasan Sarana Wama Jaya. Jakarta.
Kebler, P.J.A. 2000. Pohon-Pohon Hutan Kalimantan Timur, Indonesia. Tropenbos-Kalimantan Timur Series 2.
http://subject.forest.gov.tw
http://www.iptek.net.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar