Cari Blog Ini

Rabu, 02 Juni 2010

Ayat-Ayat Cinta Lingkungan

“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. 2 : 22)
Islam sebagai agama yang sejak awal menegaskan misinya sebagai rahmatan lil’alamin, tentu saja karenanya sangat peduli dengan masalah-masalah lingkungan. Allah SWT dalam pandangan Islam disebut juga sebagai rabbul’alamin, Tuhannya semesta alam, karenanya Allah lah yang menciptakan seluruh jagad raya dan seisinya dan karenanya Ia menciptakan lingkungan bagi manusia. Kita pastinya sudah sama-sama mengetahui bahwa semua yang ada didunia ini merupakan ciptaan dari Allah SWT. Tapi kebanyakan diantara manusia itu tidak mengetahui bahkan ada yang pura-pura tidak tahu. Mudah-mudahan kita bukan bagian dari mereka. Semoga saja …..
Sangat wajar jika sejak awal ideologi Islam adalah ideologi yang menegaskan pentingnya manusia sebagai hamba Allah untuk peduli dan menyelamatkan lingkungan. Makanya, manusia itu disebut khalifah. Khalifah artinya wakil Allah di muka bumi (INGAT… WAKIL ALLAH) yang terus menerus menghadirkan proses regenerasi untuk hadirnya kepemimpinan maupun hadirnya kehidupan yang bisa diwarisi oleh generasi yang akan datang. Itu tidak mungkin terjadi, kalau manusia mengabaikan perannya sebagai hamba Allah yang rabbul’alamin itu, kemudian tidak mengikuti Rasulullah SAW yang risalahnya adalah rahmatan lil’alamin termasuk untuk alam itu, dan tidak mungkin akan terjadi kalau manusia tidak melakukan peranan ubudiyah dan imaratul ardh (memakmurkan bumi).
Berbicara tentang lingkungan, tentunya hal tersebut merupakan hal yang paling fundamental untuk mendukung setiap aktifitas manusia dalam kesehariannya untuk mencapai hasil yang optimal. Hal ini sesuai dengan pesan yang disampaikan oleh Allah melalui utusannya yang mulia Rasulullah SAW dalam Surah Al Baqarah ayat 22 : “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.”
Ayat diatas menginformasikan kepada kita tentang karunia yang sangat besar yang diberikan Allah kepada kita. Untuk alasan itulah kenapa kita harus selalu bersyukur kepada Allah SWT. Mari kita merenungi karunia besar tersebut dan ucapkanlah rasa syukur tersebut dengan lisan- lisan kita (Alhamdulillah) kemudian mari melanjutkannya dengan amalan sebagai bentuk aplikasi dari rasa syukur kita atas anugerah yang tidak ternilai harganya tersebut.

Interaksi Manusia dengan Lingkungan
Antara manusia dan lingkungan terdapat hubungan timbal balik. Manusia mempengaruhi lingkungan hidupnya, sebaliknya manusia juga dipengaruhi oleh lingkungannya. Manusia ada dan berada di dalam lingkungan dan tidak dapat terpisahkan daripadanya. Eksistensi manusia di dunia ini sebagian Karena sifat keturunannya dan sebagian lagi yang sangat berperan adalah lingkungan hidupnya. Interaksi antara manusia dengan lingkungan hidup telah memberikan manfaat dan efek keberhasilan dan kesuksesan yang luar biasa kepada manusia. Demikian pula sebaliknya, lingkungan hidup dapat lebih hidup dan terbentuk karena adanya pola interaksi antara lingkungan hidup dan manusia Oleh karena itu, keseimbangan itu harus selalu ada untuk menjaga eksistensi keduanya. “Manusia tidak ada artinya tanpa lingkungan dan lingkungan tidak akan memiliki fungsi/manfaat tanpa manusia”.
Antara manusia dan lingkungan hidupnya akan selalu terdapat pola interaksi yang sifatnya dinamis. Perubahan yang terjadi pada lingkungan hidup pastinya akan turut menyebabkan perubahan pada manusia misalnya kelakuan manusia untuk menyesuaikan diri dengan kondisi yang ada (adaptasi). Perubahan dalam kelakuan manusia ini juga dengan serta merta akan menyebabkan pula perubahan pada lingkungan hidup. Dengan adanya interaksi yang dinamis dan sirkuler ini, kita dapat menarik sebuah kesimpulan bahwa “Hanya dalam lingkungan yang baik, manusia dapat berkembang secara maksimal dan hanya dengan manusia yang baik lingkungan hidup dapat berkembang ke arah yang optimal”.
Lingkunganku sekarang, apa kabar?
”Telah Nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)” (QS. 30 : 41)
Allah telah dengan ihsan-Nya menciptakan alam dan diberikan secara gratis kepada kita. Karena itu sangatlah wajar bila kita juga berbuat baik kepada lingkungan sebagaimana Allah telah berbuat kepada kita. Memang ketika Allah menciptakan bumi dan seisinya, juga ada potensi-potensi untuk gempa bumi, tsunami, angin ribut, patahan lempengan bumi yang bisa bergerak dan bertemu. Karena memang Allah SWT menciptakan bumi, langit dan gunung bisa bergerak, tetapi itu semua sesungguhnya dihadirkan bukan untuk mengazab manusia, bukan…. tapi untuk mengingatkan jangan sampai bumi dan seisinya ini kita rusak dan kita sia-siakan. Kalau tidak dirusak, bumi dan yang lainnya tidak akan menyengsarakan manusia. Ingat hubungan timbal balik manusia dan lingkungan? Sayangnya, manusia sering jadi pelupa bahkan ada pura-pura lupa dan ada yang sengaja lupa. Mungkin lupa karena dibisiki setan atau karena sudah akrab dengan setannya, sehingga dia yang membisiki setan ataupun karena manusia itu sering lupa karena potensi dalam dirinya yaitu potensi lawwamah sehingga ia merusak alam.
Jika kita berbicara tentang lingkungan dalam konteks kekinian, maka yang paling patut kita kedepankan adalah berbagai permasalahan yang mendera dan menyiksa lingkungan kita tercinta. Mulai dari masalah pencemaran lingkungan, kebakaran hutan, Intrusi air laut, meluasnya penyakit akibat sanitasi dan pengelolaan lingkungan yang buruk sampai kepada isu yang sekarang menempati posisi puncak klasemen masalah-masalah lingkungan apalagi kalau bukan makhluk menyeramkan, mengerikan, menyebalkan, dsb bernama “Pemanasan Global” beserta anak-anaknya : Perubahan Iklim, dkk.
Fenomena kerusakan lingkungan diatas menjadi isu yang paling sering kita dengar belakangan ini, (meskipun kita sebenarnya jarang nonton berita di TV, jarang baca Koran –baca Koran sih tapi halaman yang ada berita selebnya). Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Mungkinkah Tuhan telah marah kepada kita? Tapi kenapa? Apakah karena kita tidak pernah bersyukur atas anugerah “lingkungan” yang telah diberikan-Nya? Apakah kita menganggap bahwa lingkungan itu milik kita, sehingga kita bebas untuk melakukan apa saja terhadap lingkungan?
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (QS. 28 :77)
Harusnya kita menyadari kerusakan yang telah terjadi sekarang! Seharusnya kita lebih memperhatikan informasi yang peringatan yang diberikan oleh Allah! Harusnya kita menyayangi, bukan menyakiti! Harusnya kita menjaga dan memperbaiki, bukan merusak! Karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. Dan jangan sampai kita tergolong orang-orang………….
“yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan” (QS. 26 : 152)
So….. Kita mesti ngapain Donk….
“Dan bila dikatakan kepada mereka: ’Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi’ Mereka menjawab: ‘Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.’” (QS. 2 : 11).
Kesimpulan
Setidaknya ada beberapa hal yang sangat penting dan perlu kita lakukan untuk menjaga eksistensi dan kelestarian lingkungan yang kita cintai ini :
1. Menerapkan pola hidup sederhana yang wajar dan selaras dengan lingkungan dengan menggunakan sumberdaya secara halal dan sah, hemat tidak mencemari lingkungan dan dengan daya guna yang tinggi
2. Menerapkan usaha-usaha pelestarian lingkungan mulai dari lingkugan keluarga, masyarakat, dst.
3. Meminimalisasi hasil-hasil aktifitas manusia yang berpotensi untuk mencemari lingkungan.
Demi Allah….Cintailah Allah, maka kamu akan mencintai ciptan-Nya….. Sesungguhnya Allah akan memberikan balasan terhadap orang-orang yang senantiasa berbuat baik terhadap lingkungannya. Peringatan itu merupakan ayat-ayat cinta yang disampaikan kepada kita, hamba ALLAH…..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar