Cari Blog Ini

Rabu, 09 Juni 2010

Menanam Pohon Sebagai Solusi

I. Pendahuluan
Polusi dan pencemaran, kedua kata ini merupakan kata maupun kalimat yang sering kita dengar. Hal ini biasa terkait dengan kerusakan lingkungan yang terjadi akhir-akhir ini. Sebenarnya kata Polusi adalah mengandung pengertian sebagai pencemaran. Biasanya kita mengasosiasikan polusi ini dengan polusi udara, padahal yang namanya polusi itu adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan pencemaran mulai dari pencemaran air, udara, sampai polusi tanah. Semuanya tentunya sangat berbahaya bagi lingkungan dan dapat merugikan kehidupan manusia.
Untuk memulihkan kondisi alam maupun lingkungan yang telah tercemar sebenarnya tidaklah terlalu sulit dan tidak perlu juga mengeluarkan biaya yang sangat mahal. Banyak cara dapat kita lakukan salah satunya adalah dengan menanam pohon. Pohon khususnya pohon hutan disebut sebagai sang primadona efek pemanasan Bumi, penyelamat lingkungan. Menanam pohon merupakan solusi terbaik yang dapat kita lakukan karena pepohonan yang kita tanam dapat mencegah sekaligus mengobati kondisi lingkungan yang telah tercemar. Tidak heran jika menteri Kehutanan yang terdahulu mencanangkan sebuah gerakan One Man One Tree (OMOT) yang memiliki arti bahwa satu orang wajib menanam 1 (satu) batang pohon.Tentu saja makna pohon disini bukanlah pohon seperti sawit maupun karet, melainkan pohon hutan karena selain dapat menetralisir polutan pencemar juga sebagai fungsi konservasi.
Pohon adalah salah satu keajaiban alam terhebat. Semua ajaran agama dengan tegas menempatkan pohon menjadi simbol dan sumber kehidupan manusia. Sebagai contoh Relief-relief di Candi Borobudur, Candi Prambanan, dan candi-candi lain melukiskan pohon dalam kehidupan kita. Kebencian dan anarki dilukiskan dengan menebang pohon. Pohon Beringin (Ficus benjamina) dipilih sebagai lambang Persatuan Indonesia, sila ketiga Pancasila. Pohon lambang kalpataru (Barringtonia asiatica) dianggap sebagai pohon kehidupan sehingga dijadikan simbol penghargaan bagi pahlawan pelestarian lingkungan hidup.
Bahkan di kota-kota besar seperti pulau Jawa, Banyak nama kota maupun jalan yang berasal dari ciri khas pohon-pohonnya, seperti Semarang (pohon asam yang ditanam jarang-jarang), Bogor yang identik dengan pohon kenari. Begitu pula sejumlah kawasan di Jakarta, dulu Sunda Kelapa (Cocos nucifera), kawasan Menteng (Baccaurea recemosa), Cempaka Putih (Michelia alba), Karet (Ficus elastica), Kemang (Mangifera caecea), Kelapa Gading (Cocos capitata), Kapuk (Ceiba petandra), Kosambi (Schleichera oleosa), atau Kebayoran (Bayur = Pterospermum javanicum).
II. Manfaat Pohon Bagi Konservasi dan Kehidupan
Pohon wajib dilindungi dan dilestarikan apa pun alasannya. Menebang pohon sama saja dengan mempercepat ajal kita. Pada era pemanasan Bumi dan berbagai bencana alam (banjir, tanah longsor, pencemaran udara, krisis air) terjadi, gerakan penanaman pohon besar yang lebih banyak lagi merupakan hal mutlak. Pohon berjasa menahan air dalam tanah, mencegah erosi dan longsor, menjadi habitat bagi beragam makhluk hidup, memproduksi oksigen, menyerap karbondioksida–gas rumah kaca penyebab pemanasan global–menyaring gas polutan, meredam kebisingan, angin dan sinar matahari, dan menurunkan suhu kota. Serta fungsi-fungsi lainnya seperti :
1. Pohon-pohon merupakan pengikat tanah dan penyimpan air tanah ditanam
2. Pohon bakau memagari kawasan tepian pantai hingga menyusup ke jantung kota melalui bantaran kali untuk mencegah intrusi air laut, menahan abrasi pantai, menahan air pasang, angin dan gelombang besar dari lautan lepas, mencegah pendangkalan dan penyempitan badan air, menyerap limpahan air dari daratan (saat banjir), menetralisasi pencemaran air laut, dan melestarikan habitat tiga ekosistem hutan bakau yang kaya keanekaragaman hayati.
3. Jenis pohon tertentu terpilih sebagai pohon penyelamatan (escape trees) yang dibeberapa negara banyak ditanam di sepanjang jalur evakuasi bencana (escape route) menuju taman atau bangunan penyelamatan (escape building) lainnya.
4. Pohon-pohon besar yang banyak ditanam di sepanjang jalur hijau jalan dan jalur pedestrian berfungsi memberi keteduhan pada pejalan kaki dan penunggang sepeda.
5. Pencegah Polusi dari berbagai penelitian membuktikan, 1 hektar ruang terbuka hijau (RTH) yang dipenuhi pohon besar menghasilkan 0,6 ton O2 untuk 1.500 penduduk/hari, menyerap 2,5 ton CO2/tahun (6 kg CO2/batang per tahun, menyimpan 900 m3 air tanah/tahun, mentransfer air 4.000 liter/hari, menurunkan suhu 5°C-8°C, meredam kebisingan 25-80 persen, dan mengurangi kekuatan angin 75-80 persen. Setiap mobil mengeluarkan gas emisi yang dapat diserap oleh 4 pohon dewasa (tinggi 10 m ke atas, diameter batang lebih dari 10 cm, tajuk lebar, berdaun lebat).
6. Pohon sebagai alat konservasi yang efektif.
Misalnya, konservasi tanah. Bagaimana caranya? Caranya adalah dengan penghijauan. Tumbuhan dapat membantu menyuburkan tanah dan dapat menyerap beberapa zat-zat kimia dari dalam tanah

Menanam pohon sebenarnya berbicara tentang kearifan konsumsi-investasi, menjamin keberlangsungan lingkungan hidup bagi masyarakat United Nations Environment Programme (UNEP, 2007) berkampanye “Plant for the Planet: Billion Tree Campaign”, sebagai salah satu upaya memulihkan kondisi Bumi dari pemanasan global melalui gerakan menanam pohon
Kita tidak akan pernah dapat menghargai pohon selama kita tak pernah mendengarkan bahasa pohon. Seperti pepatah bijak dari China 500 SM, “jika engkau berpikir untuk satu tahun ke depan, semailah sebiji benih, jika engkau berpikir untuk sepuluh tahun ke depan, tanamlah sebatang pohon”. Ingat pula, kata Al Gore, “Plant trees, Lots of trees,” (An Inconvenient Truth, Al Gore, 2007). Demikian juga kita tidak akan pernah menghargai keberadaan sebuah kawasan konservasi seperti halnya TN Kutai jika kita belum merasakan dampaknya. Semoga pohon-pohon di TN kutai akan terus ada untuk menyangga kehidupan kita semua sebagaimana yang telah diatur Sang Pencipta terhadap kehidupabn di muka bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar