Cari Blog Ini

Minggu, 06 Juni 2010

Potensi TN Kutai (Mengenal lebih dekat tentang Orangutan)

Orangutan sangat menarik dari sisi ilmu pengetahuan karena memiliki kemiripan karakter satwa ini dengan manusia. Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia??? Ya, Orangutan merupakan satu-satunya kera besar yang hidup di Asia termasuk Indonesia hal ini dikarenakan 3 (tiga) kerabat Orangutan seperti Gorila, Simpanse dan Bonobo hidup di Afrika. Menurut catatan dan perkiraan beberapa ahli yang yang dikutip dari artikel di sebuah majalah sekitar 20.000 tahun yang lalu Orangutan dapat di jumpai di seluruh Asia Tenggara, dari pulau Jawa di ujung selatan sampai ujung utara pegunungan Himalaya dan Cina bagian selatan. Akan tetapi pada saat ini jenis kera besar yang bernama Orangutan ini hanya ditemukan di pulau Sumatera dan Pulau Kalimantan atau 90% berada di Indonesia sehingga tidak salah kiranya jika Orangutan memiliki potensi untuk menjadi ikon pariwisata di Indonesia.
Banyak masyarakat di Indonesia khususnya Kalimantan yang telah mengetahui Orangutan, tetapi tidak banyak orang yang mengenal tentang Orangutan. Sehingga melalui siaran TN Kutai lestari kali ini kita coba untuk mengenalkan Fauna unik dan langka ini kepada masyarakat dan juga perlu menjadi catatan bagi kita semua bahwa TN Kutai sebagai perwakilan hutan hujan tropis dataran rendah di Kalimantan Timur merupakan salah satu tempat hidup bagi populasi Orangutan. Keberadaan hewan mamalia ini dilindungi Undang-Undang 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.

Deskripsi
Orangutan (atau Orangutan, nama lainnya adalah mawas) adalah sejenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau cokelat, yang hidup di hutan tropis Indonesia dan Malaysia terutama di pulau Kalimantan dan Sumatra. Istilah Orangutan diambil dari bahasa Indonesia dan/atau bahasa Melayu, yang berarti manusia (orang) hutan. Orang utan termasuk makhluk pemalu. Mereka jarang memperlihatkan dirinya kepada orang atau makhluk lain yang tak dikenalnya.

Morfologi Orangutan
Orangutan memiliki tubuh yang gemuk dan besar, berleher besar, lengan yang panjang dan kuat, kaki yang pendek dan tertunduk serta tidak mempunyai ekor. Orang utan berukuran 1-1,4 m untuk jantan, yaitu kira-kira 2/3 kali ukuran seekor gorila. Tubuh Orangutan diselimuti rambut merah kecoklatan. Mereka mempunyai kepala yang besar dengan posisi mulut yang tinggi. Orang utan jantan memiliki pelipis yang gemuk. Mereka mempunyai indera yang sama seperti manusia, yaitu pendengaran, penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba. Telapak tangan mereka mempunyai 4 jari-jari panjang ditambah 1 ibu jari. Telapak kaki mereka juga memiliki susunan jari-jemari yang sangat mirip dengan manusia. Orang utan dapat bergerak cepat dari pohon ke pohon dengan cara berayun pada cabang-cabang pohon, atau yang biasa dipanggil brachiating. Mereka juga dapat berjalan dengan kedua kakinya, namun jarang sekali ditemukan. Orang utan tidak dapat berenang.


Klasifikasi
Orang utan termasuk hewan vertebrata, yang berarti bahwa mereka memiliki tulang belakang. Orang utan juga termasuk hewan mamalia dan primata.

Lokasi dan Habitat
Orangutan ditemukan di wilayah hutan hujan tropis Asia Tenggara, yaitu di pulau Borneo dan Sumatra di wilayah bagian negara Indonesia dan Malaysia. Mereka biasa tinggal di pepohonan lebat dan membuat sarangnya dari dedaunan. Orangutan dapat hidup pada berbagai tipe hutan, mulai dari hutan dipterokarpus perbukitan dan dataran rendah, daerah aliran sungai, hutan rawa air tawar, rawa gambut, tanah kering di atas rawa bakau dan nipah, sampai ke hutan pegunungan. Di Borneo Orangutan dapat ditemukan pada ketinggian 500 m di atas permukaan laut (dpl), sedangkan kerabatnya di Sumatera dilaporkan dapat mencapai hutan pegunungan pada 1.000 m dpl.
Orangutan di Indonesia bisa dibedakan menjadi 2 yaitu : Orangutan sumatera (Pongo abelii) dan Orangutan Kalimantan (Pongo Pygmaeus). Orangutan Sumatera (Pongo abelii lesson) merupakan salah satu hewan endemis yang hanya ada di Sumatera. Orangutan di Sumatera hanya menempati bagian utara pulau itu, mulai dari Timang Gajah, Aceh Tengah sampai Sitinjak di Tapanuli Selatan. Populasi orangutan Sumatera (Pongo abelii lesson) kini diperkirakan hanya tinggal 7.500 ekor dan digolongkan sebagai 'Critically Endangered' oleh IUCN.
Khusus Orangutan di Borneo yang dikategorikan sebagai 'endangered' oleh IUCN terbagi dalam tiga subspesies: Orangutan di Borneo dikelompokkan ke dalam tiga anak jenis, yaitu Pongo pygmaeus pygmaeus yang berada di bagian utara Sungai Kapuas sampai ke timur laut Sarawak; Pongo pygmaeus wurmbii yang ditemukan mulai dari selatan Sungai Kapuas hingga bagian barat Sungai Barito; dan Pongo pygmaeus morio. Dari 3 (tiga) subspesies yang disebutkan tadi, jenis Pongo pygmaeus morio merupakan yang paling banyak ditemukan di Taman Nasional Kutai. Diperkirakan secara total populasi liar Orangutan Borneo di alam hanya 45.000 hingga 69.000. Di Borneo, orangutan dapat ditemukan di Sabah, Sarawak, dan hampir seluruh hutan dataran rendah Kalimantan, kecuali Kalimantan Selatan dan Brunei Darussalam.

Makanan
Orangutan adalah hewan pelahap buah-buahan (frugivora). Mereka juga memakan daun, bunga, biji-bijian, kambium dan Tunas tanaman (yang lunak). Sedangkan untuk mendapatkan kandungan mineral, kadang mereka memakan tanah. Selain itu mereka juga memakan serangga seperti rayap dan semut guna mendapatkan protein dan hewan-hewan kecil lainnya (seperti burung dan mamalia kecil). Orangutan bahkan tidak perlu meninggalkan pohon mereka jika ingin minum. Mereka biasanya meminum air yang telah terkumpul di lubang-lubang di antara cabang pohon.

Predator
Predator terbesar orang utan dewasa ini adalah manusia. Manusia (dalam bentuk lembaga/perusahaan tertentu) cenderung berniat untuk membabat habis/menggunduli habitat mereka (hutan hujan tropis). Beberapa orang lain bahkan memperjual-belikan mereka sebagai binatang peliharaan atau diselundupkan ke negara lain untuk menghasilkan uang dalam jumlah besar. Hal seperti ini membuat populasi orang utan menjadi langka dan terancam punah, karena manusia terus-menerus merusak habitat mereka dan seringkali pula menjual bayi-bayi mereka secara ilegal untuk dijadikan hewan peliharaan. Diperkirakan populasi Orangutan di seluruh dunia baru-baru ini hanya berjumlah 100.000 ekor.

Perkembang biakan
Orangutan betina biasanya melahirkan pada usia 7-10 tahun dengan lama kandungan berkisar antara 8,5 hingga 9 bulan; hampir sama dengan manusia. Jumlah bayi yang dilahirkan seorang betina biasanya hanya satu. Bayi Orangutan dapat hidup mandiri pada usia 6-7 tahun.

Beberapa fakta menarik
• Orang utan dapat memegang benda dengan tangan atau kakinya.
• Orang utan jantan terbesar memiliki rentangan lengan (panjang dari satu ujung tangan ke ujung tangan yang lain apabila kedua tangan direntangkan) mencapai 2.3 m.
• Orang utan jantan dapat membuat panggilan jarak jauh yang dapat didengar dalam radius 1 km. Digunakan untuk menandai/mengawasi arealnya, memanggil sang betina, mencegah orang utan jantan lainnya yang mengganggu. Mereka mempunyai kantung tenggorokan yang besar yang membuat mereka mampu melakukannya.
• Setiap petang, mereka membuat sarang di atas pohon.
Dalam nuansa hari kasih sayang yang jatuh pada tanggal 14 Februaary ini, tidak ada salahnya apabila kita juga mau peduli dan membagi kasih sayang kita tersebut tidak hanya kepada manusia tetapi juga terhadap mahluk hidup lain seperti halnya Orangutan agar keberadaannya pada masa yang akan datang tidak hanya menjadi dongeng menjelang tidur belaka, yaitu dengan cara ikut serta dalam menjaga kelestarian Taman Nasional Kutai. Kepedulian masyarakat terhadap kelestarian Taman Nasional akan sangat besar pengaruhnya dalam menciptakan kondisi tempat tinggal yang nyaman untuk keberlangsungan hidup mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar